Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 18, 2021

Sebuah Perayaan

Nyala Kita masih Dan ku bawakan lagi,  Nyala-nyala yang penuh dalam ruanganmu.. Biar aku bersaksi,  Matamu adalah kening yang panas Senyummu adalah detak yang cepat Bibirmu adalah nafas yang memburu  Dekapmu adalah matahari yang jatuh di punggung laut Diammu adalah mantra-mantra yang angkuh merayu  Dan aku masih bersaksi,  Bahkan sampai detik ini Aku akan merasuki jauh dalam jantungmu, Aku akan melenyap bersama sukmamu  Ada perayaan kekalahan di dalam tepi hatiku Yang tidak habis-habisnya memberimu tepuk tangan yang lirih Dan menertawai tangisan-tangisan yang jatuh dari keping mataku Sekali lagi, nyala Aku masih Untuk perayaan patah hati

Cerbung: Dark Explosion Part 3

Bising dalam kepala itu kembali hadir, makin lama makin menyeruak. Di dalam kepalaku, Sayangku, Baran Engkau masih mentari Perlahan-lahan ia membakar tubuhku Mentari itu gelap sekali, Ia meledak lagi Kepergianmu, Ialah riuh dan diam yang saling menyahut             “Sebelum jasad Baran kita kebumikan, tiada lagi salah teratasnya. Mari lapangkan maaf bagi anak Tuhan yang berpulang ini.” Ucap Romo Sangkir dengan tenang.

Cerbung: Dark Explosion Part 2

Suasana duka masih menggelayut di rumah Baran. Semua orang seperti tengah menyiapkan tangisnya dengan sigap. Menunduk dan terus merapal doa-doa. Ada satu lilin yang menyala tepat di hadapan peti itu. Tak lupa sebuah salib yang berdiri di dekat bebungaan putih yang dipintal. Serta isak tangis yang menyeru di udara. Di antara barisan pelayat yang duduk, Ruth menunduk dengan diam. Ia tak lagi dapat membuka suaranya. Lagi dan lagi suara it uterus berbisik di kepalanya. Mengapa engkau pergi? Mengapa sekarang? Baran, tolong jawab aku! Isak tangis itu kian menjadi. Selasar rumah itu menjadi kian biru, ada lautan benang yang disangkutkan justru hendak membuatnya terasa menyakitkan dan mengharukan.             “Baiklah, Saudaraku! Mari kita renungkan dan doakan anak Bapa Kami Tony Albaran ini, supaya tenang selalu Bersama Kasih-Nya.” Ucap Romo Sangkir membelah lautan isak tangis para pengunjung. Di sampingnya, seorang...

Cerbung: Dark Explosion Part 1

  2001            Dalam pantulan cermin itu, wajah yang bersedih mungkin akan menjadi satu bayangan yang paling suram dari peristiwa manapun. Mata yang sembab serta mulut yang bisa terkunci dengan rapatnya. Di depan cermin itu, sebuah meja dan puluhan alat rias sudah hilang berserak di atas lantai. Tiada satupun yang masih tegak berdiri, atau bahkan berbaris rapih di sudut meja. Ruth hanya diam. Entah berapa lama suara bising dalam kepalanya itu akan berhenti. Setiap sudut kamarnya mungkin menyisakan pantulan suara yang amat menggusarkan. Dalam bising suara itu, Ruth mengangkat tangannya ke atas. Dan.. pyar! Cermin itu retak. Genggaman tangannya mulai mengalirkan darah segar, namun suara bising itu masih saja belum pergi. Kemarahan demi kemarahan, menyeruak dalam dadanya. Seperti anjing malam yang kehilangan mangsanya, Ruth kelimpungan. Tubuhnya berduyun, kakinya gemetar dan lemas. Jemarinya yang luka kini tidak da...

Oh, Dearie!

Oh, tonight.. I raised my head to the black ceiling.  For the sake of the rustling wind, what do the glassy eyes see?  Step by step, we crawled  Far and boundless  We sow love, fill each other Entertain each other  But fragile  We prostrate before night,  Far from longing and lying  But we survived God?