Di batu penghabisan ke Huesca Batas terakhir dari kebanggaan kita Kenanglah, sayang Dengan mesra Kau dibayangkan Di sisiku Ada Dan jika untung Malang akan terhampar Aku yang terkubur dangkal di sana Ingatlah sebisamu, Segala yang indah dan cintaku yang kekal Sebuah Puisi dari John Conford berjudul Huesca. Sebuah puisi yang dituliskan sebelum terjadinya Perang Saudara Spanyol pada tahun 1936. Puisi cinta di ambang pertempuran untuk merebutkan Kota Huesca. Puisi ini diterjemahkan oleh Chairil Anwar, salah satu sastrawan cinta dan penyayat hati yang patah. Sangat berbeda dengan jaman sekarang, ya? Baru di ghosting saja sudah menjerit dalam dada. Tapi memang, di ghosting itu nyebelin sih. ANYWAY ... Berbicara mengenai jatuh cinta, aku sedang. Meski aku mengerti suatu yang dijatuhkan pasti akan menyakitkan juga. Menjumpai pertemuan kan sama saja mempersilahkan perpisahan untuk singgah bukan? Tapi lagi-lagi, rasanya memang membahagiakan. Persis seperti dahaga Putri Padi ya...
Hidup ini adalah goresan yang tak selesai.