Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 3, 2015

Bahasa

Apakah benar bahasa dapat mewakilkan perasaan?  Apa benar sebuah perasaan dapat terbahasakan, jika memang begitu bagaimana caranya agar semuanya menjadi jelas? Aku hanya ingin kau mengerti bahwa di dunia ini sebuah perasaan hanyalah sebuah yang abstrak. Jika dengan begitu kau harusnya mengerti bagaimana dunia mengartikan sebuah perasaan?  Apakah dengan sebuah perlakuan, apakah dengan sebuah yang lain? Jika memang begitu tolong jelaskan padaku bagaimana rasanya bagaimana seharusnya kau menjelaskan, lalu dengan apa lagi manusia menjelaskan perasaannya sendiri? Begitu banya diksi yang kau gunakan untuk menjelaskan, namun mungkin tak sedikitpun dapat mewakili perasaanmu. Bahkan tulisan ini pun, kehilangan makna jika bicara soal rasa. Purwokerto, 2014

Nokturnal

Sebenarnya, sebelum aku menulis ini. Aku bertemu dengan seorang pemulung tua yang membawa sekarung kardus berjalan melewati depan mataku. Aku terkaget bukan kepalang, bagaimana tidak. Jam tanganku sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam, sedangkan pemulung itu masih sempat berkeliling mencari kardus bahkan sampai kedalam kampus, tempat di mana aku menulis tulisan ini.  Malam mengadu nasibnya, bersama kelap-kelipnya lampu jalanan yang sebentar lagi mulai redup. Mataku masih mendongak ke atas langit, mengharapkan suatu bintang jatuh. Ingin rasanya ku bunuh jarum jam yang berdetak tiap malam, agar rasa kantuk menyelimuti tidur panjangku.  Malam masih berdialegtika dengan tujuan-tujuan penulis amatir yang memantabkan hatinya. Aku bingung, mengapa aku tak bisa seperti mereka yang dapat konsekuensi dengan tulisannya sendiri. Apa ada yang salah dengan ku? Malam juga enggan sirna, detak-detak jarum jam membuatku tak berhenti mengetik ini. Semburat lampu-la...