Ilustrated put on google. Tubuhku diremas-remah. Sejadinya. Nafasku terengah-engah seperti terhimpit sebuah benda yang berat. Tangannya terus menepuk-nepuk tubuhku. Sesekali sebuah belati tajam menggoreskan lurik yang indah di atas tubuhku. Tangannya seperti becek dan basah, beberapa tetes lumpur mengalir hebat dari tangannya. Sebuah patung sepertiku tak layak untuk berucap. Tugasku hanya menikmati perlakuan majikanku sebagaimana ia akan membentuk tubuhku. Seperti sedianya patung yang lain, kami para patung ingin sekali berucap. Berteriak. Menangis. Namun, kami tak bisa. Jangankan untuk menangis, untuk berucap pun kami harus menunggu majikan kami membuatkan mulut. Tangannya terus bergerilya menyusuri tiap jengkal yang ada di tubuhku. Tonjolan dada yang indah, serta pahaku yang sintal. Sebuah patung perempuan agaknya ku akan dibuatnya. Percikan-percikan air membasahi dinding tubuhku. Tangannya terus mengaduk-aduk campuran gypsum dan semen itu lalu menumpuknya tepat di atas t...
Hidup ini adalah goresan yang tak selesai.