Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 13, 2016

Patung Sentini

Ilustrated put on google. Tubuhku diremas-remah. Sejadinya. Nafasku terengah-engah seperti terhimpit sebuah benda yang berat. Tangannya terus menepuk-nepuk tubuhku. Sesekali sebuah belati tajam menggoreskan lurik yang indah di atas tubuhku. Tangannya seperti becek dan basah, beberapa tetes lumpur mengalir hebat dari tangannya. Sebuah patung sepertiku tak layak untuk berucap. Tugasku hanya menikmati perlakuan majikanku sebagaimana ia akan membentuk tubuhku. Seperti sedianya patung yang lain, kami para patung ingin sekali berucap. Berteriak. Menangis. Namun, kami tak bisa. Jangankan untuk menangis, untuk berucap pun kami harus menunggu majikan kami membuatkan mulut. Tangannya terus bergerilya menyusuri tiap jengkal yang ada di tubuhku. Tonjolan dada yang indah, serta pahaku yang sintal. Sebuah patung perempuan agaknya ku akan dibuatnya. Percikan-percikan air membasahi dinding tubuhku. Tangannya terus mengaduk-aduk campuran gypsum dan semen itu lalu menumpuknya tepat di atas t...

Goresan Tak Selesai

Penantianku mungkin akan berujung sebuah entah. Dari berjuta bias kata-kata, mungkin aku akan menang. Menang untuk diriku sendiri. Aku terus belajar, dan menikmati kebodohanku. Menjadi yang terus bodoh hingga merasa aku harus tahu. Jutaan kata dan teori masih sempat aku pelajari. Aku menikmati segalanya. Pada awalnya, aku menulis hanya untuk mengerti seberapa besar kebodohanku. Seberapa penting tulisan itu mengubah seseorang. Dan kini, aku mulai mengerti. Seberapa berartikah diriku atas diriku sendiri? Aku terperanjak.. Saat bahasa melilit tubuhku. Memaksaku untuk mengerti tanpa pernah ku ingini Penantian itu berujung akan jawaban.  Namun, langkahku terseok. Aku tergelincir akan kebingunganku sendiri.  Jemariku mengudara. Tanganku menari-nari sekenanya. Entah berapa juta orang menertawakan kebodohanku itu. Aku tak peduli. Mereka mungkin tak akan pernah tahu, seberapa berharganya tulisan itu dimataku. Yang mereka tahu hanyalah kegagalanku menjadikannya sebuah buku. Sungguh, beg...