Ayah kandungku meninggal dunia, ketika aku berumur dua tahun. Ia meninggalkan aku, ibuku, dan adikku yang baru berusia 6 bulan. Kami hidup di desa terpencil. Belum ada listrik di desa kami, hanya orang mampulah yang sudah mengenyam listrik di sini, berbeda dengan keluargaku. Ayahku hanya petani desa dan ibuku hanya membantu panen ayahku jika musim panen tiba. Tapi, setelah ayahku meninggal tak ada lagi yang bisa kami gantungkan. Singkat cerita, setelah 2 tahun ibukku menjanda dan mengurus aku dan adikku sendirian. Ada seorang lelaki tinggi kekar berbadan tegap dengan membawa sebuah alat penghisap rokok kuno datang dank u tahu ia bermaksud menyunting ibukku dan hendak menikahinya. Lelaki asing ini sama sekali belum pernah aku liat sebelumnya. Keesokan harinya, rumahku ramai sekali, aku tidak mengetahui jika itu adalah pesta pernikahan. Semua orang berkumpul, ibuku dan lelaki itu tampak cantik dan tampan sekali. Aku hanya tersenyum dan m...
Hidup ini adalah goresan yang tak selesai.