Teruntuk adik-adik perempuanku, semoga kalian membaca surel ini dari rumah.. Berpuluh-puluh kilometer jarak tangan ini kembali berpelukan dengan udara Jarak yang jauh, serta rindu yang semakin riuh Sengaja ku kirimkan sebuah tulisan hangat dari jemari yang giat mengetik ini kepada kedua adikku yang jauh di pelupuk mata Dari sana, Dik, aku mengerti betapa kelam dunia di perantauan. Ingin sedikitnya aku bercerita, ketika kelam malam membasuh tubuh ini. Seringkali aku kelimpungan dan seperti hendak jatuh. Ada kuasa dalam diriku yang seperti tidak mau dipaksakan untuk tenang dan diam. Tepatnya adalah hati. Ia seperti gaduh dan hendak copot. Seringkali pula pada siang hari, aku merasa sendiri dalam keramaian. Sendiri dalam butiran peluh setiap kali aku hendak menyebrangi batas diriku sendiri. Aku seperti kelimpungan dan kehilangan arah. Tidak ada pedoman, maupun acuan yang jelas bagaimana dayaku harus berpijak. Sebab aku sendiri di sini, tanpa du...
Hidup ini adalah goresan yang tak selesai.