Seingatku, kau pernah berkata
bahwa kehidupan ialah seperti pas foto keluarga,
kau dapat melihat kebahagiaan dan kesedihan terbingkai rapih.
Dan saat itu juga,
Aku mencintai caramu berpikir.
Sepanjang jalanan ialah aspal terjal yang membosankan.
namun, kau sebut ia rerumputan indah yang mendamaikan setiap kaki melangkah tanpa alas.
Saat itu juga,
Aku mencintai caramu menertawai hal-hal lucu.
Dulu katamu, hal-hal lucu ialah awal dari keseriusan.
Saat kita berhadapan, senyummu menguar tiada sendu.
Ada bayangan yang bukan diriku saat aku melihat matamu.
Pada saat itu juga,
aku memilih pergi..
Purwokerto, 03 April 2017