Langsung ke konten utama

Postingan

#OpiniRakyat Apa Mulai Dibatasi?

  Musabab tulisan ini tidak diperkenankan di upload oleh Ins**g*m, berkali-kali diunggah tapi gagal, dengan alasan adanya tagar opini rakyat, maka kita abadikan di sini saja.. "Anjirlah dibego-in negara lagi!" Celetuk kita di dalam hati, ketika membaca berita harian di sosmed. Makin hari, negara ini makin lucu ya? Mulai dari kebijakan-kebijakan ambisius yang penerapannya kurang jelas, korupsi, monopoli kekuasaan, sampai pada penindasan terhadap kebebasan berekspresi.  Kita bahkan sangsi, apakah nanti anak cucu kita masih akan mengalami keterpurukan semacam ini atau tidak. Yang jelas, negara telah menjanjikan kedaulatan dan kesejahteraan. Namun, dalam penerapannya, justru membuat rakyat hancur berkeping. Kenapa ya, dalam setiap rezim pemerintahan ini selalu terjadi? Gue jadi ingat sama pemikiran ahli logika modern, Bertrand Russel, tentang kepercayaan diri. Seseorang yang bodoh akan selalu percaya diri, sedangkan orang yang cerdas akan selalu ragu. Jika keduanya diberikan keku...
Postingan terbaru

Jikalau Rindu Kadaluarsa

Entah dalam konteks apa, kepalaku tiba-tiba menangkap sinyal yang tak biasa. Seperti ingin mencari-cari hal yang telah hilang, atau sekedar mengorek sesuatu yang telah usang terkubur, kepalaku hingar menemukan pertanyaan yang cukup aneh. "Akankah rindu akan kadaluarsa?" Ya, memang terdengar seperti remaja labil yang sibuk melucuti kebodohannya sendiri dalam romantisme cinta monyet.  Terdengar seperti bayangan semu yang digurat secara sengaja, cinta monyet dan romantisme remaja itu seringkali membawanya pada rindu yang enggan berkesudahan, katanya.  Meskipun, tedeng alih seperti romantika teenlit khas generasi akhir 90-an, rindu yang jatuh pada keningku, mungkin mampu dirasakan oleh semua makhluk. Benar saja, sebab ini bukan sembarang rindu, tetapi rindu yang telah digariskan. Seperti garis nadi yang diciptakan melingkar pada tangan, rindu bisa saja jatuh dalam takdir yang sama. Seakan-akan terlihat tidak mampu ditolak, atau diacuhkan begitu saja. Rindu menjelma seperti rina...

Memori-memori Tua dalam Segelas Papua Wamena

Entahlah, lagi-lagi aroma kembali menyudutkanku pada memori-memori usang yang bahkan telah dikubur dalam-dalam. Aroma seperti genderang yang membangunkan seluruh penduduk yang tidur, dan seperti angin muson Timur yang memanggil puluhan nelayan untuk berlayar.  Aroma menyeruak seakan berjuta neuron dalam otak bersatu padu menguak 'sebendel' dokumen di laci-laci memori.  Sesaat setelah kubuka kain goni berisi kopi ini, aroma yang tak asing menghampiri. Betapa hingar, aroma Papua Wamena ini menyeruak pelan. Bebungaan dan citrus memapas hidungku. Rasa masam dan pahit yang kukenali, telah memenuhi langit-langit mulut. Ia mengingatkanku kepada novel-novel fiksi, cat-cat akrilik, puluhan buku-buku tua, serta puisi-puisi yang berserakan. Aroma tak asing ini juga membawaku kepada dengan riang kulukisi dinding-dinding lapuk itu hingga penuh, kembali terlintas idealisme-idealisme usang yang dengan teguh kudekapi.   Aroma yang tak asing ini seakan membawaku kepada diriku yang me...

If it doesn't go away by the time I turn thirty, I beat myself.

 

I am going to be exile since now.

My head bowed for the last train in Jogja,  These songs played over and over "I listen to the last message that you left, t hen the voice from the suicide hotline.  So come on, come on, dark star, been loving you and I" The words disputable turning around my head,  "Oh, Dark Star!" they screamed Many signs I ignores, it brought you up clearly  The pulchritudinous dusk in front of our eyes disappear, but you 

Tak Terduga

  "Aku nggak nyangka bisa mendengarkan lagu Jupiter sama kamu, lho..". Kemudian, Dua senyum kecil,  Empat mata terbuka,  Memaut.. Jogja, 4 November 2023.

Simpul yang Asing

Derau menelisik masuk ke sela-sela jendelaku, mereka menebarkan derap yang lirih dari balik kaca.  Dan lagi, di luar, mataku memapas liarnya air-air bumi yang jatuh.  Sendu.  Jutaan cahaya matahari menguar ke dalam kamarku yang sempit, memintal bias-bias kecil pada cermin-cermin yang menggantung. Lamunan berkeliaran di tepi-tepi dahan, aku dan kepalaku yang hingar, serta derau yang masih berusaha menembus jendelaku. The Trees dan The Wild berdenting pelan, sesaat hati seseorang mengalungkan bunga-bunga ke awan. Menari-nari membentuk simpul yang berbeda-beda.  Simpul abstrak, ekspresionis, minimalis, hingga terdapat satu simpul yang asing di mataku.. Terangkai bunga itu menyambung simpul baru,  Di antara derau hujan dari fajar dan lagu The Trees and The Wild yang mengalung-alung Sebuah simpul rindu terpintal.. Jogja, 4 November 2023