Langsung ke konten utama

Postingan

Tak Terduga

  "Aku nggak nyangka bisa mendengarkan lagu Jupiter sama kamu, lho..". Kemudian, Dua senyum kecil,  Empat mata terbuka,  Memaut.. Jogja, 4 November 2023.
Postingan terbaru

Simpul yang Asing

Derau menelisik masuk ke sela-sela jendelaku, mereka menebarkan derap yang lirih dari balik kaca.  Dan lagi, di luar, mataku memapas liarnya air-air bumi yang jatuh.  Sendu.  Jutaan cahaya matahari menguar ke dalam kamarku yang sempit, memintal bias-bias kecil pada cermin-cermin yang menggantung. Lamunan berkeliaran di tepi-tepi dahan, aku dan kepalaku yang hingar, serta derau yang masih berusaha menembus jendelaku. The Trees dan The Wild berdenting pelan, sesaat hati seseorang mengalungkan bunga-bunga ke awan. Menari-nari membentuk simpul yang berbeda-beda.  Simpul abstrak, ekspresionis, minimalis, hingga terdapat satu simpul yang asing di mataku.. Terangkai bunga itu menyambung simpul baru,  Di antara derau hujan dari fajar dan lagu The Trees and The Wild yang mengalung-alung Sebuah simpul rindu terpintal.. Jogja, 4 November 2023

Kupu-kupu Malam Minggu Part. 1

Sudah malam minggu lagi. Sebagai dahan, aku bersiap untuk membuka diri untuk berbagai jenis kupu-kupu. Yang paling pasti, cinta tidak akan menemukan dirinya pada situasi yang serba terburu-buru. Ketika yang malam bertemu pagi, atau yang pagi beranjak malam hari.  Menilik senyum yang menguar pada kupu-kupu tua yang hinggap pada dahan yang kusiapkan. Perlahan namun pasti mereka hinggap dengan antusiasme yang berbeda.  Ada yang bersolek dan mewangi, kepak sayapnya seperti mengunci pandangan hingga tiada sesiapa pun memalingkan garis matanya. Soleknya manis dan harum mewangi. Pada setiap motif dalam sayapnya, aku hafal betul, ia akan terbang ketika pagi menjelang. Gurat dalam bulunya yang tipis, masih membekas. Serbuk yang mendesak tenggorokan hingga keluar batuk, serta hisapan perlahan pada mahkota yang meruas di bawahnya. Kupu yang lain akan pergi ketika malam menjelang. Ia gagah dan berani ambil resiko. Berjibaku dengan aturan-aturan kebugaran. Manis senyumnya seperti helaian bunga sepa

Ming

  "Siapa yang bilang bahwa aku masih peduli? Usah berlagak seperti orang yang tak berkuasa, di balik topeng-topeng penderitaan rakyat yang kau resapi ternyata banyak api yang kau tutupi." Ucapnya dengan lantang dan gagah berani. Kernyit alisnya mendadak melonggar. Bibir itu tersenyum dengan lihai. Sedikit meringis. Namun, tak nampak giginya. Ia berjalan pelan menuju pintu yang terbuka itu, sesaat terdengar suara ujung kayu yang terbanting. Tangannya masih menggenggam setelah gagang pintu itu ia hempaskan begitu saja. Raut wajahnya mendadak hitam, pitam yang diredam tak nyana tersulut jua. Lelaki itu kemudian berdiri dan berlari ke arah sudut ruangan. Suara demi suara seakan mulai mneghantui telinganya.  "Ming, jangan asal bicara!"  Ucapnya perlahanp-lahan. Namun, semakin lama suara itu semakin keras. Merasuki dan berputar-putar di dalam kepala lelaki itu.  "Jangan asal bicara, bangsat!" "Jangan asal bicara, setan!" Sesaat kemudian, lelaki itu mul

The Pages

  FROM THE PAGES THAT TORN OUT BY; #1 CODEPENDENCE It's always be an empty paper, isn't it? Like an author fooled by her stories It must be codependence and special,  But it feels like, s he woke up sweaten and look up to the leak roof While heavy rain drenched her garden #2 SHINING ARMOR Same dresses and perfumes on  She keeps bleeding on to lived the pages grow She might be scares to torn apart anyhow These pages was brag in a cold resintment The tint, the stories, the memories, still  fooled on by "This pages was shining armor", she said #3 NEW MOON She ended up and forget the pages "It is strange to think, I haven't see it for months" , she sighed "Look at my eyes! Look at my face! I am happy to see the new moon!", she said twice Wildly and constantly Her books dropped and all the paper scattered out "New moon! Sunsets! Sunrises!" She smitten to dance

Keping 1: Virtual

Kota selalu menjejalkan gue dengan carut marut jalanan yang macet. Desakan kendaraan yang saling memberi komunikasi penuh amarah. Kalau bukan klakson, sudah pasti teriaknya si supir yang sebal dan tidak sabar menghadapi macet. Namun bukan jalanan saja yang macet, kota juga menyuguhkan gue berbagai kemacetan lainnya. Seperti tagihan macet, misalnya. Tapi ada satu hal menarik yang bisa gue temui dalam gaya hidup masyarakat kota-kota besar. Ya, kehidupan virtual love, karena.. Setiap kali gue berbicara tentang cinta, pasti ada saja hal-hal yang gue ingat dan semuanya bikin sebal. Jantung gue seakan lebih berdesir dibanding biasanya, mata gue seperti membelalak.  ‘Ya, pokoknya kesel deh!’.  Bagaimana tidak, di saat semua teman-teman seusia gue mulai asyik berduaan dan bercumbu dari balik Instastory mereka dengan pasangan sahnya. Mempertontonkan kemesraan mereka secara virtual. Ada yang update keuwuan dengan caption, ‘ Sayang, semalem semriwing kan, aku goyangnya muter-muter begitu?’. Gue

You Tore Out Her Pages

The music got loud when somebody whisper to her chest She written over  Overrated books to her mind She still sleepin' too early,  She kinda feelin' to cry about Loses, cries, tires, and all the cripplin' stuffs breaking down the presents  So, if that's all it was She barely left him the first She'd be the only one whom to be mean She giving in She giving up The wind start to murmur while she sinkin' in,  It's heard and felt like there's no left her inside She wish, she always does and she was scared to losing all control the guts tried to rolls like a trol Could you pinch her, like now? Pardon her to caught out the crossfire The book's so good, aren't you? 'Till you tore out the pages